TANYALAH HATI NURANIMU

Rasulullah SAW bersabda; "Tanyakan pada hatimu sendiri! Kebaikan adalah apa yang jiwa dan hati tenang karenanya, sedangkan dosa adalah sesuatu yang menimbulkan keraguan dalam jiwa dan rasa gundah dalam dada, meskipun orang-orang memberi fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya." [HR Imam Ahmad bin Hanbal]

MENGAPA AKU BELAJAR AL-QURAN?

Rasulullah SAW bersabda; "Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya. - Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya Al-Quran itu pada hari Kiamat akan memberikan syafa’at kepada pembacanya" [HR. Bukhari - Muslim]

RAHASIA DI SEKITAR DUNIA IBUKU

Rasulullah SAW bersabda; "Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (ramadhan), menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: masuklah engkau dalam surga dari pintu mana saja yang engkau sukai." [HR Imam Ahmad bin Hanbal]

SUDAH BAIKKAH SHALATKU?

Rasulullah SAW bersabda: "Yang pertama kali akan dihisab dari seseorang pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, akan baik pula seluruh amalnya. Jika shalatnya rusak akan rusak pula seluruh amal perbuatannya." [HR. At-Thabrani - Dari Anas RA]

AJARI KAMI ILMU YANG BAIK

Rasulullah SAW bersabda; "Mendidik anak lebih baik bagimu daripada setiap hari bersedekah satu sha - Tidak ada pemberian seorang ayah untuk anaknya yang lebih utama daripada (pendidikan) akhlak yang baik." [HR. At-Tirmidzi Dari Jabir bin Samurah r.a dan Amr bin Sa’id bin Ash r.a]

Rabu, 21 September 2011

MAKNA KALIMAT "LA ILAHA ILALLAH"


Segala puji hanya bagi Allah subhanahu wata'ala, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah salallahu'alaihi wa salam, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain ALLAH yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa MUHAMMAD adalah Hamba dan Utusan-Nya..


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Amma Ba'du:

Sesungguhnya yang dimaksud dengan kalimat ikhlas adalah kalimat: ‘La ilaha ilallah” sebab kalimat ini mengandung makna mengikhlaskan ibadah semata-mata karena Allah Ta'ala, meng-Esa-kan-Nya dalam beribadah dan arti kalimat ini adalah tiada yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah subhanahu wata'ala. ~Kalimat ini sangat agung, dengan sebab kalimat inilah para Rasul diutus, Kitab-Kitab diturunkan dan dalam rangka menegakkan kalimat ini maka Allah Subhanahu wata'ala memerintahkan orang-orang yang beriman untuk berjihad, pedang-pedang terhunus dan kuda-kuda dikendalikan.

"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu , melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan yang hak melainkan AKU, maka sembahlah olehmu sekalian akan AKU." (Q S. Al-­Anbiya': 25)
Dan setiap Rasul menyeru kaumnya untuk mewujudkan Kalimat ini, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:

"Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, karena sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain DIA."(Q S.Al-Mu'minun: 23)
Dan orang-orang kafir yang didatangkan Rasul kepada mereka mengakui bahwa tiada Tuhan yang menciptakan kecuali Allah Subhanahu Wa Ta'ala, sebagaimana firman -Nya:

"Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: " Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: "ALLAH", maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah?". (Q S.Al­Zukhruf: 87)
Hanya saja pengakuan ini tidak cukup dalam mewujudkan Tauhidullah, sebab pengakuan ini harus dibarengi dengan peng-Esaan ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala dalam beribadah kepada -Nya semata, yang tiada sekutu bagi-Nya, dan inilah yang dikehendaki oleh Allah Azza Wa Jalla, dengan firman -Nya:

"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan Yang Haq melainkan Allah". (Q S.Muhammad: 19).
Di antara kaum muslimin ada yang mengucapkan kalimat ini, mendirikan shalat, berpuasa, berhaji dan bersedeqah namun bersamaan dengan hal tersebut mereka memalingkan sebagian dari ibadah kepada selain Allah Ta'ala, seperti istigotsah kepada selain Allah.., kepada para wali dan orang­orang yang shaleh, bernazar untuk mereka atau berdo'a kepada selain Allah Subhanahu Wa Ta'ala, maka orang-orang yang mengerjakan perbuatan seperti ini sebenarnya belum mewujudkan makna ‘La ilaha ilallah” , sebab kalimat tersebut menuntut mengesakan Allah dalam beribadah dan memalingkan segala bentuk ibadah hanya kepada Allah semata dan orang yang memalingkan bagian tertentu dari ibadah ini kepada selain Allah maka dia Musyrik sekalipun dirinya mengucapkan ‘Laila hailallah” mendirikan shalat, berpuasa dan mengakui dirinya sebagai muslim. ~ Sesungguhnya seorang hamba tidak dikatakan sebagai muslim yang sebenarnya dan tidak akan selamat dari kekekalan di dalam api neraka Jahannam kecuali dengan iman yang bersih yang tidak bercampur kesyirikan dan tidak pula dihapuskan oleh kekafiran.
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kelaliman (syirik), mereka itulah orang- orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk" (QS.Al-An'am: 82).
Maka barangsiapa yang beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan dibarengi dengan ibadah kepada selain Allah Subhanahu Wa Ta'ala maka ibadah tersebut tidak memberikan manfaat apapun baginya.

"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-­nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi" (QS.Al-Zumar: 65)
Para ulama telah menyebutkan bahwa makna ‘La ilaha ilallah" ini mengandung beberapa syarat yang jika tidak terpenuhi maka dia tidak akan sempurna.

Dan syarat kalimat ‘LA ILAHA ILALLAH" adalah 8 (delapan), yaitu:

Pertama
~ Memahami maknanya, maksudnya dan apa-apa yang dilarangnya serta apa-apa yang menjadi tuntutannya.

"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi dosa) orang­orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu. (Q S. Muhammad: 19).
Pada riwayat Muslim di dalam kitab shahihnya dari Utsman radhiallahu anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu'alaihi wa salam bersabda:

"Barangsiapa yang mati dan dia mengetahui bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebanarnya kecuali Allah maka dia pasti masuk surga".
Dan banyak manusia yang mengucapkannya dengan lisannya semata namun dia tidak mengetahui apapun dari artinya, oleh karena itulah mereka terjebak di dalam kesyirikan.

Kedua
~ Keyakinan yang menghilangkan keraguan,yaitu orang yang mengucapkannya harus meyakini apa-apa yang ditunjukkan oleh makna kalimat ini. Dan jika di dalam hatinya terdapat keraguan terhadap apa yang ditunjukkan oleh makna kalimat ini maka ucapannya tersebut tidak memberikan manfaat apapun baginya.

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu". (Q S. Al-Hujurat: 15).
Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah radhiallahu anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu'alaihi wa salam bersabda:

"Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah, dan sesungguhnya aku adalah utusan Allah, maka tidaklah seorang hamba yang bertemu Allah dengan meyakini kalimat tersebut dan dirinya tidak ragu dengannya kecuali dia akan masuk surga".(HR Muslim no: 26)
Ketiga
~ Ikhlas yang menghapuskan kesyirikan.Seseorang tidak mengucpakannya karena riya' atau sum'ah.

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada -Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus. (Q S. Al-An'am: 5).
Diriwayatkan oleh Al- Bukhari di dalam kitab shihihnya dari Abi Hurairah radhiallahu anhu bahwa Nabi Muhammad Salallahu'alaihi wa salam bersabda:

"Orang yang paling bahagia dengan syafa'atku pada hari kiamat kelak adalah orang yang mengucapkan "Laila hailallah" dengan ikhlas dari dirinya".
Keempat
~ Kebenaran yang menghapuskan kebohongan.Dia mengucapkan kalimat "La ilaha ilallah" dengan benar bersumber dari hatinya.

"Alif laam miim.. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." ( QS. Al‑Ankabut: 1-3).
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari Mu'adz bin Jabal radhiallahu anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu'alaihi wa salam bersabda:

"Tidak ada seorangpun yang bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah dengan ucapan yang benar-benar dari hatinya kecuali Allah mengharamkan dirinya dari api neraka". (Muslim no: 26 / Al- Bukhari)
Di dalam hadits ini disyaratkan pengucapan kalimat ini dengan sebenar­-benarnya.

Kelima
~ Cinta yang menghapuskan kebencian.Dia mencintai kalimat ini dan apa yang ditunjukkan oleh kalimat ini serta orang-orang yang berbuat dengan tuntutan kalimat ini.

"Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah". (QS. Al­Baqarah: 165).
Keenam
~ Tunduk terhadap apa yang ditunjukkan oleh kalimat ini,yaitu tunduk yang menghapuskan sikap meninggalkan tuntutan kalimat ini. Maka wajib bagi orang yang beriman untuk tunduk terhadap makna yang dikandung oleh kalimat "Laila hailallah" baik secara lahiriyah atau bathiniyah.

"Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, (QS. Al-Nisa': 125) 

Kepasrahan adalah bentuk ketundukan kepada perintah Allah Subahanahu Wa Ta'ala.
Ketujuh
~ Penerimaan yang menghapuskan penolakan.Maka wajib menerima apa yang menjadi tuntutan kalimat ini baik berupa ibadah kepada Allah Subahanahu Wa Ta'ala semata tanpa mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun dan meninggalkan peribadatan kepada selain Allah Subahanahu Wa Ta'ala, maka barangsiapa yang mengucapkannya namun dia tidak menerima apa yang menjadi tuntutan kalimat ini maka dia termasuk orang yang dikatakan oleh Allah Subahanahu Wa Ta'ala di dalam firman -Nya:

"Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka :Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri". ( QS. Al -Shoffat: 35)
Kedelapan
~ Mengingkari setiap sesembahan selain Allah Subahanahu Wa Ta'ala, seperti penyembahan terhadap thagut dan menetapkan ibadah hanya kepada Allah Subahanahu Wa Ta'ala semata.

"..sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu, barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat". ( QS. Al-Baqarah: 256).
Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Malik dari bapaknya bahwa Nabi Muhammad salallahu'alaihi wa salam bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan "Laila hailallah" dan meningkari penyembahan selain Allah maka harta dan darahnya menjadi haram dan perhitungan dirinya diserahkan kepada Allah". (Muslim: no: 23)

Di antara keutamaan kalimat agung ini 

Pertama
Akan dibukakan bagi orang yang mengucapkannya, delapan pintu surga.
Diriwayatkan oleh Al -Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari Ubadah bin Shamit radhillahu anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu'alaihi wa salam bersabda:

"Barangsiapa yang mengucapkan tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah Subahanahu Wa Ta'ala semata, tiada sekutu bagi-Nya dan Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya, dan ISA a.s. adalah hamba Allah Subahanahu Wa Ta'ala dan anak dari hamba Allah Subahanahu Wa Ta'ala dan kalimat-Nya yang dihunjamkan kepada Maryam dan ruh dari-Nya, dan surga itu benar adanya, neraka itu benar adanya, maka Allah Subahanahu Wa Ta'ala akan memasukkannya ke dalam surga dari pintu manapun dari delapan pintu surga yang disukainya". (Shahih Muslim: no: 28 dan Bukhari no: 3435)
Kedua
Orang yang mengakui kebenaran kalimat ini sekalipun dia seorang pelaku maksiat dan dimasukkan ke dalam neraka akibat kemaksiatannya namun mereka tetap akan dikeluarkan dari api neraka.
Di dalam kitab as-shahihaini dari Anas radhiallahu anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu'alaihi wa salam bersabda:

"Allah subahanhu wa ta'ala berfirman: "Demi Keperkasaan -Ku, demi kemuliaan -Ku, demi kebesaran - Ku, demi keagungan -Ku, Aku akan mengeluarkannya dari neraka orang yang mengatakan 'Laila hailallah'.
Diriwayatkan oleh Al-Thabrani di dalam Al-mu'jamul Ausath dari Abi Hurairah radhiallahu anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu'alaihi wa salam bersada:

"Barangsiapa yang mengucapkan 'Laila hailallah' maka ucapannya itu akan memberikannya manfaat pada suatu masa dan sebelum itu dia akan mendapatkan apa yang sebelumnya diperbuat oleh dirinya". [Al-Thabrani 6/274 no: 6369 dishahihkan oleh Al-Albani di dalam kitab shahihul jami's shagir 2/1098 no: 2434]
Ketiga
Barangsiapa yang mengucapkannya sebelum kematiannya dan dia meninggal atasnya maka dia masuk surga.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam kitab sunannya dari Muadz bin Jabal radhiallahu anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu'alaihi wa salam bersabda:

Barangsiapa yang akhir kalamnya ‘LA ILAHA ILALLAH' maka dia pasti masuk surga". [Sunan Abu Dawud no: 3116]
Aku bersaksi atas Abu Sa’id dan Abu Hurairah, bahwa mereka bersaksi atas Nabi saw, bahwa Beliau saw bersabda:
  • Barangsiapa mengatakan: ‘Laa ilaaha illallahu allahu akbar’, Allah membenarkan dia dan berfirman: ’Tidak ada tuhan kecuali Aku’ dan ‘Aku Maha Besar’.
  • Bila ia berkata: ’Laa ilaaha illallahu wahdah’, Allah berfirman: ‘Tidak ada tuhan kecuali Aku sendiri’.
  • Jika ia berkata: ‘Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syarikallah’, Allah berfirman: ‘Tidak ada tuhan kecuali Aku Sendiri dan tidak ada sekutu bagi-Ku’.
  • Bila ia berkata: ‘Laa ilaaha illallahu, lahul-mulku wa lahul-hamdu’, Allah berfirman: ‘Tidak ada tuhan kecuali Aku, bagi-Ku kerajaan-Ku dan bagi-Ku segala puji’.
  • Bila ia berkata: ’Laa ilaaha illallahu, laa haula walaa quwwata illaa billah’, Allah berfirman: ‘Tidak ada tuhan kecuali Aku, tidak ada upaya dan tidak pula kekuatan kecuali dengan izin-Ku’.
Nabi Salallahu'alaihi wa salam bersabda: ‘Barangsiapa mengucapkannya di dalam sakitnya, kemudian mati, ia tidak dimakan api neraka’.” (HR. At-Tirmidzi)

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau hingga akhir zaman....


Karya: Dr. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi



2 KOMENTAR